Solat Tiang Agama

Bicara


ShoutMix chat widget

Followers

TIdAK HaLAL????

Posted by nur iman Monday, August 23, 2010 0 comments


salam.. saya mendapat emel ini daripada sahabat saya...saya kongsikan bersama emel yang saya dapat buat pengetahuan semua...bersama kita berusaha untuk sesuatu yang lebih baik... jika ada salah harap dimaafkan....


Forwarded Message ----
From: Shukri Saleh
To: Abas Mad ; Madi ; Che Hassan Ahmadi ; bunga tulip ; Zaharah ; juanita mokhtar ; Aya Sofya ; azizahharun@gmail.com; Lina ; Azreen ; Kak Ina ; Daleena Shuib ; Siti Nooraminah Ab Rahman ; Emmy ; Sharinna Osman ; Nurzatul Syima Kamal Bakri ; faridakamil ; siti hafidza ; halila hamid ; masleina ; misz_eFFa93@yahoo.com; molly_cute79@yahoo.com; nas ; Lini J4U ; Nornisma Nasir ; rozierosie@yahoo.com; Ruzaimie Mohammad ; Sharim ; Siti Aishah Shabudin ; snow lieza ; Kyra ; Siti Yusnita Yahaya ; zaini
Sent: Sat, August 21, 2010 2:41:38 PM
Subject: Fw: Daging McDonald tidak halal



----- Forwarded Message ----
From: irma yusnita
To: ima231277@yahoo.com; shukrisaleh@yahoo.com; afa_amran@yahoo.com; amiruddin hj.yusof ; azmer faris
Sent: Fri, August 20, 2010 9:02:52 PM
Subject: Fw: Daging McDonald tidak halal



----- Forwarded Message ----
From: Muhammad Faizar
To: Shahrul_Ikram.Abdul_Malik@alcatel-lucent.com.my
Sent: Fri, 20 August, 2010 15:49:46
Subject: Daging McDonald tidak halal


Sesiapa yang tak kenal dengan huruf logo M di atas, budak kecil pun kenal logo ni di tepi-tepi jalan dengan tiang tinggi tu. Pesaing kpd KFC, McDonald atau nama glamournya McD ni adalah makanan Barat yang sudah sebati dengan jiwa masyarakat Malaysia. Isu hangat di blog-blog Malaysia di bulan Ramdhan ni berkenaan daging McDonald tidak halal – Jakim, setelah aku susur kan aku jumpa blog pertama yang membuat analisis mengenai ini dan sebagai tanggungjawab sebagai orang Islam sebab orang kita memang suka memenuhkan meja makan McDonald nih. Info ini didapati dari dari page facebook timhar’s blog
Aku memohon keampunan dan perlindungan dari ALLAH S.W.T atas kelemahan dan ketidakupayaan ku.
Tidak lah aku mengharamkan sesuatu yang ALLAH S.W.T halalkan, sesungguhnya perbuatan itu murtad hukumnya.
Ekoran pengumuman dari JAKIM mengenai penarikan balik pengiktirafan dari senarai yang diiktiraf JAKIM berkuatkuasa 15 April 2010 serta bukti kesahihan perkara ini sememangnya mengejutkan aku.
Aku enggan bersubahat dan dilaknat ALLAH S.W.T atas sebab menyembunyikan kebenaran serta kasih sayang ku sesama saudara seIslam seperti sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Tidak sempurna Iman seseorang kamu sehinggalah dia menyayangi saudara seIslamnya seperti mana dia menyayangi dirinya sendiri.” (daripada Anas r.a, riwayat Muslim)
’Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk hidayah, sesudah Kami menerangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk.
Kecuali orang-orang yang bertaubat, dan memperbaiki (amal buruk mereka) serta menerangkan (apa yang mereka sembunyikan); maka orang-orang itu, Aku terima taubat mereka, dan Akulah Yang Maha Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani. (Al-Baqarah: 159-160)
-Di sini JAKIM telah menyatakan tidak menerima pakai sijil halal dari Uruguay Islamic Centre.
image Penarikan balik JAKIM
Bukti Kedua : Surat dari JAKIM kepada Encik Bob Chan, Pengarah Urusan Mac Food Services (M) Sdn Bhd dan bukti daging berasal dari Uruguay yang tidak memenuhi piawai JAKIM menurut sumber permberi salinan surat ini. image
Ketidakakuran menyebabkan sijjil dari Uruguay Islamic Centre tidak tidak layak memomohon Sijil Halal JAKIM
Kepada saudara-saudari, sahabat2.. tolong sebar2kan kepada saudara2 kita kat luar sana… Copy paste gambar pun tak pa.. Perbetulkan aku jika ada kesilapan..
Aku telah mnyampaikan… Segalanya ku serahkan kepada-NYA..
Mencari redha Allah meskipun mengundang marah manusia.. tidak sekali mencari redha manusia tuk mengundang murka Allah.. InsyaAllah..

| edit post

Melubangi Telinga Dan Hidung Bayi Perempuan Untuk Perhiasan

Posted by nur iman Thursday, August 19, 2010 0 comments

“Melubangi Telinga Dan Hidung Bayi Perempuan Untuk Perhiasan” ketegori Muslim.
Melubangi Telinga Dan Hidung Bayi Perempuan Untuk Perhiasan
Kategori Ath-Thiflu = Anak Muslim

Rabu, 14 Desember 2005 06:50:37 WIB

MELUBANGI TELINGA DAN HIDUNG BAYI PERMPUAN UNTUK PERHIASAN

OlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
PertanyaanSyaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin dita : Apa hukum melubangi telinga dan hidung bayi perempuan untuk perhiasan ?
JawabanPendpt yg benar ialah, melubangi telinga tdk masalah, krn tujuan di balik itu untuk perhiasan yg dibolehkan. Sebagaimana tercatat (dalam sejarah) bahwa wanita-wanita sahabat memiliki perhiasan emas yg dipasang di telinga (anting-anting). Ini termasuk peruntukan melukai yg ringan, terlebih lagi bila dilakukan saat masih kecil krn cepat sembuh.
Sedangkan melubangi hidung (tindik), maka saya tdk pernah menjumpai pendpt ulama tentang hal itu. Tapi menurut saya dalam hal ini ada semacam menyiksa atau merubah bentuk seperti yg kita lihat, tetapi mungkin saja orang lain tdk sependpt dgn saya. Bila dalam suatu negeri perhiasan di hidung termasuk kecantikan dan keindahan, maka tdk masalah dgn melubangi dan memakai perhiasan di hidung.
[Syaikh Ibnu Utsaimin, Majmu’ Fatawa Syaikh 4/137]
[Disalin dari kitab Fatawa Ath-Thiflul Muslim, edisi Indonesia 150 Fatwa Seputar Anak Muslim, Penerbit Griya Ilmu]

HUKUM MENINDIK TELINGA

OlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
PertanyaanSyaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin dita : Apa hukum menindik telinga dan hidung perempuan untuk tujuan berhias ?
JawabanMenindik telinga hukum boleh, krn tujuan ialah untuk berhias. Telah diriwayatkan bahwa para istri-istri shahabat mempunyai anting-anting yg mereka pergunakan di telinga mereka. Menusuk ialah menyakti, tapi ha sedikit, jika ditindik ketika masih kecil, sembuh pun cepat. Sedang menindik hidung, hukum sama dgn menindik telinga.

HUKUM MENINDIK TELINGA

OlehSyaikh Abdullah Al-Fauzan
PertanyaanSyaikh Abdullah Al-Fauzan berkata : Diperbolehkan menindik telinga krn bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fithrah wanita untuk berhias. Ada rasa sakit ketika ditindik tdklah mrpk halangan, krn ha mrpk sakit sedikit dan sebentar. Dan menindik telinga seringkali dilakukan ketika anak masih kecil.
Menindik telinga mrpk perkara biasa bagi wanita dari dulu hingga sekarang. Tidak ada larangan tentangnya, baik di dalam Al-Qur’an maupun hadits, justru ada riwayat yg mengisyaratkan diperbolehkan dan pengakuan manusia atasnya.
Terdpt riwayat dari Abdurrahman bin Abbas, ia berkata bawa Ibnu Abbas dita : “Pernahkah kamu menyaksikan hari raya bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ?” Dia menjawab, “Pernah, kalaulah bukan krn kedudukanku di sisinya, saya menyaksikan semenjak kecil. Beliau mendatangi tanda di rumah Katsir bin Shalt (rumah Katsir bin Salt dipakai sebagai kiblat untuk shalat ‘Ied). Lalu beliau shalat kemudian berkhutbah tanpa terdengar adzan ataupun iqamah. Beliau memerintahkan untuk bersedekah, maka para wanita mengulurkan tangan ke telinga-telinga mereka dan leher-leher mereka (untuk mencopot perhiasan mereka) dan beliau memerintahkan kpd Bilal untuk mendatangi tempat wanita, (setelah selesi) kemudian Bilal kembali menghadap Nabi.
Dalam lafazh riwayat Al-Bukhari dari Ibnu Abbas disebutkan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk bersedekah, maka saya melihat para wanita mengulurkan tangan ke telinga dan leher mereka (mengambil perhiasan mereka).
[Fatawa Lil Fatayat Faqoth, hal. 47]

dipetik daripada:
http://blog.re.or.id/melubangi-telinga-dan-hidung-bayi-perempuan-untuk-perhiasan.htm

| edit post

soal jawab berkaitan najis cicak???

Posted by nur iman Saturday, June 26, 2010 0 comments

Tahi Cicak Dan Tahi Merpati

1-Adakah tahi cicak najis,ada ustaz membeitau sy tahi cicak yg kering tidak najis tetapi yg basah adalah najis,betul ke pendapat ni2-bagaimana pual najis burung merpati yg kebisaannya banyak terdapat didalam masjid cnth masjid umawi dan masjid al-azhar
************************************thtlFounderal-

Jawab:1 dan 2 di atas termasuk Umum al-balwa (perkara2 yg sulit dielakkan), maka ia dima'afkan syara'. walaupun ia najis, tapi kerana ia sesuatu yang sulit dielakkan (umum al-balwa) maka ia termasuk najis2 yg dima'afkan. Semua empat madzhab sepakat dalam hal ini. (Ref: Fiqh Islami wa Adillatuh karya Dr Prof Ustaz Wahbah azZuhaly, Syria, Jld 1) WA***********
jikalau kita terpijak maka ia tidak membatalkan wudhuk ke?as'kum,terpijak najis tidaklah termasuk dalam perkara2 membatalkan wudhu'. (alWajiz fi fiqhis sunnah wal kitabil aziz, Sheikh Abdul Azhim Badawi alKhalafi)wassalam

dipetik daripada:http://qawudukdanmandi.blogspot.com/2009/01/tahi-cicak-dan-tahi-merpati.html

Assalamualaikum, artikel ini saya petik dari laman web: http://qawudukdanmandi.blogspot.com/2009/01/sentuh-kemaluan-tak-batal-wuduk.html

Salam, Kebanyakan jawapan dalam arkib yang saya semak menyatakan batal wuduk jika sentuh kemaluan.Bagaimana pandangan Ustaz di AAN tentang pendapat Sheik Yusuf Al Qaradhawy dan Sheikh Ibn Taimiyah seperti yang diulas oleh Ustaz Abdul Kadir dari IQ seperti di bawah. Adakah masalah khilaf dalam pendapat ini? Yang mana satu paling menepati sunnah?

------------------------Jawapan :

Masaalah menyentuh kemaluan, para ulama berbeza pandangan samaada ia membatalkan wudhu ataupun tidak, di bawah ini sebahagian petikan kasar dari fatwa al-Qaradhawi.
Terdapat beberapa pandangan dalam masaalah ini :

1- Tidak membatalkan wudhu. Pendapat ini diriwayatkan dari 'Ali, Ibn Mas'ud, 'Ammar, Huzaifah, 'Imran bin Husain dan Abu Darda' dari kalangan sahabat Nabi saw. Ini juga pendapat Rabi'ah, al-Thauri, Ibn Munzir, Abu Hanifah dan sahabatnya dan satu riwayat daripada Ahmad.
Hujah mereka adalah hadith yang diriwayatkan oleh al-Nasa-ie tentang seorang badwi yang bertanya kepada Nabi saw :
يا رسول الله! ما ترى في رجل مسَّ ذكره في الصلاة؟ قال: وهل هو إلا مضغة منك ـ أو بضعة منك ـ؟
Maksudnya : "Wahai Rasulullah ! Apa pandangan kamu tentang seorang lelaki yang menyentuh kemaluannya ? Jawab Nabi saw : "dan bukankah ia itu tidak lain melainkan seketul daging daripada kamu atau sebahagian daripada kamu ?"
Ibn Hajar di dalam Bulugh al-Maram berkata : Hadith ini dikeluarkan oleh al-Khamsah, dan ianya disahihkan oleh Ibn Hibban. al-Son'ani di dalam Subul al-Salam berkata : "Hadith ini diriwayatkan juga oleh Daruqutni, dan al-Tohawi berkata : Sanadnya Mustaqim tanpa Mutdtarib, dan ianya disahihkan juga oleh al-Tabrani dan Ibn Hazm. Mereka berkata : "Kerana ianya (kemaluan) satu anggota dari badan insan, maka dia tidak membatalkan wudhu dengan menyentuhnya, sama seperti menyentuh anggota yang lain."

2- Membatalkan wudhu. Ini yang zahir dari mazhab Ahmad, demikian juga pandangan Ibn Omar, Sa'id bin Musayyib, 'Ato, Urwah, Sulaiman bin Yasar, al-Zuhri, al-Auza'ie, al-Syafi'ie dan masyhur dari Malik.
Hujah mereka ialah hadith yang diriwayatkan dari Busrah binti Sofwan oleh Malik di dalam al-Muwatta', sabda Nabi saw :
من مس ذكره فليتوضأ
Maksudnya : "Sesiapa yang menyentuh kemaluanya, maka hendaklah dia berwudhu."
al-Tirmizi berkata : Hadith ini hasan sahih. Berkata al-Bukhari : Hadith ini أصح شيء في الباب. Hadith ini juga disahihkan oleh Ahmad.

Sesuatu yang penting untuk diketahui [perkataan al-Bukhari (أصح شيء في الباب) asahhu syai' fi al-bab] tidak memaksudkan kesahihan hadith tersebut, bahkan ia membawa maksud itulah sebaik-baik yang ada, walaupun ia tidak sampai ke darjat sahih dengannya semata-mata.
al-Qaradhawi juga menyebut satu kisah tentang hadith ini yang mana 'Urwah bin Zubair mengingkari hadith daripada Busrah Binti Sofwan ini. al-Qaradhawi berkata :

"Dan termasuk dari hak seseorang untuk dia tawaqquf (berhenti tidak menggunakan) hadith ini (disebabkan adanya keraguan). Bagaimana boleh orang seperti 'Urwah bin Zubair tidak mengetahui hadith ini, dan dia tidak tahu langsung tentang hukum ini (sentuh kemaluan membatalkan wudhu) dan dia terkejut dengannya (dengan pendapat Busrah binti Sofwah tersebut) dan dia mempersoalkannya, sedangkan dia (Urwah bin Zubair) tinggal di Madinah, salah seorang ulama Madinah, salah seorang rawi di Madinah, salah seorang fuqaha' yang tujuh yang terkenal. Bapanya al-Zubair, Ibunya Asma' pemilik dua pengikat pinggang (النطاقين), mak saudaranya 'Aa-isyah, dan dia ('Urwah) seorang yang paling terkenal meriwayatkan dari 'Aa-isyah. Bagaimanakah perkara ini diketahui oleh Busrah seorang sahaja ? tidak sahabat lainnya ?

Terutamanya hadith ini tidak diriwayatkan dalam salah satu dua kitab yang sahih, tidak di dalam al-Bukhari dan tidak di dalam muslim. Tambahan pula ulama yang berpendapat batal (batal wudhu dengan menyentuh kemaluan kerana hadith ini) meletakkan syarat jika menyentuhnya tanpa lapik. Sebahagian yang lain meletakkan pula syarat lain, batal jika sentuh dengan tapak tangan kerana itulah alat sentuhan. Sebahagian yang lain meletakkan syarat jika sentuh dengan sengaja, kalau tersentuh, atau terlupa maka tidak membatalkan wudhu. Ditanya kepada Imam Ahmad : "(Perlu) wudhu bagi orang yang menyentuh kemaluan ?" Beliau menjawab : "(jika) seperti ini" sambil dia menggenggam tangannya, yakni jika seseorang itu memegang/menggenggam (kemaluan) dengan tangannya. bahkan sebahagian yang lain meletakkan syarat jika sentuh dengan syahwat. Orang-orang yang berpendapat batal wudhu dengan menyentuh kemaluan ini juga berkata tidak ada beza samaada menyentuh kemaluan sendiri atau orang lain. Berbeza dengan Daud (al-Zahiri) yang berkata adapun yang batal itu yang ada di dalam dalil, kemaluan sendiri. Ulama yang lain membantahnya (Daud), jika batal wudhu dengan menyentuh kemaluan sendiri – walau dalam keadaan ada keperluan ke arah itu, sedang menyentuh kemaluan sendiri itu adalah harus, maka batal wudhu kerana menyentuh kemaluan orang lain itu – dalam keadaan menyentuh kemaluan orang lain itu adalah maksiat – adalah lebih utama (untuk dikatakan batal wudhu). Dan hukum menyentuh kemaluan orang besar ataupun kecil sama di sisi al-Syafi'ie. Berkata pula al-Zuhri dan al-Auza'ie : "Tidak batal (wudhu) menyentuh kemaluan kanak-kanak, kerana harus menyentuh dan melihatnya, berbeza dengan kemaluan orang dewasa.

Pendapat Yang Dipilih Oleh al-Qaradhawi
Al-Qaradhawi di bahagian akhir fatwanya berkata :
"Dan yang kami pilih (tarjih) ialah pendapat yang pertama, iaitu tidak batal wudhu dengan menyentuh kemaluan. Jika menyentuhnya dengan syahwat (selama-mana tidak keluar sesuatu) hanya disunatkan wudhu sahaja. Kerana sesungguhnya perkara yang termasuk Umum al-Balwa berlaku kepada semua manusia. (jika menyentuh kemaluan membatalkan wudhu) pasti Nabi saw akan menerangkannya dengan penerangan yang menyeluruh, dinaqalkan dari baginda, diketahui di kalangan umat islam (zaman Nabi saw). Tidak dapat digambarkan bahawasanya hukum sebegini hanya khusus diketahui oleh seorang atau dua orang dari kalangan mereka (sahabat Nabi saw), bukan semuanya.

Tidak ada satu hadith yang sahih dalam perkara ini selain hadith Busrah binti Sofwan. Dan yang ajaib, perkara ini yang khusus untuk lelaki dinakalkan dari seoran perempuan. Kalaupun kami berpendapat ia sahih, kami pasti mengatakan : sesungguhnya perkara ini (sentuh kemaluan) padanya mustahab (sunat untuk berwudhu). Ia bertepatan dengan asas yang kami pilih, iaitulah asal dalam arahan-arahan Nabi (selain al-Quran) adalah al-Istihbab (sunat), melainkan setelah tertegaknya qarinah (bukti) yang membawa maksud wajib. (أن الأصل في الأوامر النبوية: الاستحباب، إلا ما قامت قرينة فيه تنقله إلى الوجوب)
Syeikh al-Islam Ibn Taimiyyah berkata :
"Yang lebih zahir bahawasanya wudhu sesiapa yang menyentuh kemaluan adalah mustahab (sunat) bukan wajib."
Inilah yang jelas dari salah satu riwayat dari imam Ahmad, ini dengan jalan menghimpunkan hadith-hadith dan athar-athar (yang ada tentang wudhu bagi yang menyentuh kemaluan), dengan memahami arahan (berwudhu bagi orang yang menyentuh kemaluan) itu adalah dalam bentuk sunat. Ia tidak berperanan sebagai pembatal kepada sabda Nabi saw "Bukankah ia (kemaluan) sebahagian daripada kamu". Maka memahami arahan berwudhu sebagai arahan sunat adalah lebih utama dari membatalkannya. – tamat petikan fatwa.
wallahu a'lam. Abdul Kadir

*********************

بسم اللهوالحمد لله والصلاة والسلاوم على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد- Permasalahan batal wuduk kerana menyentuh zakar adalah khilaf feqah yang muktabar. Perselisihan ini timbul sejak generasi awal lagi, dan berterusan sehingga sekarang.- Sesiapa yang memilih salah satu pendapat kerana berpuas hati dengan hujah yang dikemukakan ulama, maka sesungguhnya dia telah memilih salah satu pendapat yang muktabar. Sebagaimana kata-kata Imam Auzaie dalam masalah memberi salam kepada orang kafir, "Jika kamu memberi salam (kepada orang kafir), maka ada orang-orang soleh sebelum kamu pernah melakukannya. Dan jika kamu meninggalkannya, maka ada orang-orang soleh sebelum kamu meninggalkannya". (Tafsir Qurtubi 11/112).Begitu juga dalam masalah membaca Fatihah di belakang imam, telah berkata Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr al-Siddiq, "Jika kamu membaca, maka kamu mempunyai uswatun hasanah (ikutan yang baik) dari kalangan sahabat Rasulullah SAW. Dan jika kamu tidak membaca, maka kamu juga mempunyai uswatun hasanah dari kalangan sahabat Rasulullah SAW". (Jamik Bayan al-Ilm Wa Fadhlih no: 1690).- Kesimpulan, permasalahan ini adalah khilaf muktabar. Dan setiap pendapat mempunyai hujahan masing-masing. Seorang muslim penuntut ilmu, haruslah mengikut pendapat yang paling diyakini bertepatan dengan dalil-dalil.Wallahu A'lam.

Assalamualaikum,
tajuk yang saya cari artikel ini adalah berdasarkan pertanyaan salah seorang kawan bukan islam yang sama jantina yang terkejut apabila saya mengatakan tidak batal wudhu sekiranya tersentuh mereka. Ini kerana menurut pandangan kawannya yg lain wudhu seseorg muslim itu akan terbatal apabila tersentuh seseorg yg bukan muslim. Jadi utk menyelesaikan kekeliruan sahabat saya, sya mencari fakta yg menyokong pendapat saya....bacalah artikel yg saya cari di laman sesawang... loving is sharing... sharing is caring

soalan:

Assalamualaikum ustaz,batalkah wuduk kalau tersentuh secara sengaja atau tidak dengan bukan muslim walaupun sama jantina?

Jawapan:

Wudhu' tidak batal jika tersentuh secara tidak sengaja dengan bukan muslim yang sama jantina.
Begitu juga wudhu' tidak batal apabila sentuh secara sengaja tanpa perasaan syahwat dengan bukan muslim yang sama jantina.
Perbezaan pendapat berlaku apabila sentuh secara sengaja dengan perasaan syahwat. Mengikut pandangan yang ditarjih oleh Prof Dr. Abdul Karim Zaidan, batal wudhu' bagi seorang yang menyentuh muslim atau bukan muslim yang sama jenis secara sengaja dengan perasaan syahwat.
Sekian والله أعلم
Rujukan:1) Dr.Abdul Karim Zaidan, al-Mufassol fi ahkamil Mar'at.
Disediakan oleh:Ahmad Zainal AbidinSekretariat MUIS

Soalan:

Salam,
Ana nak bertanyakan masalah dalam bermazhab. Memang ma’ruf yang kita di Malaysia berpegang dengan mazhab syafie dan dalam banyak permasalahan ibadah kita akan beri’tikad dengan pandangan syafie. Bagaimanakah dalam situasi-situasi tertentu kita boleh berpegang pada mazhab lain atau pendapat yang ‘asoh’?
Sebab kadang-kadang bila kita baca fiqh sunnah atau fiqh dan perundangan islam (wahbah zuhaili) kita akan dapati pendapat ijma’ ulama’ atau pendapat ‘asoh’ akan bertentangan dengan pendapat syafie.

Jawapan:

Perbahasan mengenai mazhab dan perkara yang berkaitan dengannya adalah perbahasan yangpanjang dikalangan ulama. Persoalan di sini ialah bagaimana jika kita mengikut atau berpegangdengan sesuatu mazhab dan kita mendapati pandangan mazhab lain lebih kuat dalam masalahtertentu. Adakah kita boleh mengikut pandangan tersebut yang bukan pandangan mazhab yang kita pegang?

Sebenarnya tidak ada nas yang mewajibkan seorang muslim yang telah mengikut sesuatu mazhabmesti mengikut seluruh permasalahan feqah dalam mazhab tersebut sahaja. Jesteru, para ulamatelah membincangkan keadaan-keadaan di mana seorang yang bermazhab tertentu bolehmengikut pandangan-pandangan mazhab lain. Ringkasnya keadaan-keaadan tersebut adalah seperti berikut:

1) Apabila permasalahan tersebut telah difatwakan oleh mufti semasa. Sebagai contoh ulama semasa mazhab Shafi’e telah berfatwa bahawa pengikut mazhab Shafi’e boleh membayar zakat fitrahdengan nilai mata wang bagi menggantikan bayaran dengan beras. Walaupun membayar zakat fitrah dengan nilai mata wang adalah pandangan mazhab lain tetapi pengikut mazhab Shafi’e bolehmembayar dengan nilai mata wang kerana telah difatwakan oleh ulama semasa.

2) Apabila hujah mazhab lain lebih kuat dalam perkara tersebut. Sebagai contoh pengikut mazhab Shafie’i mengikut pandangan mazhab Maliki dan Hanbali yang mengatakan tidak batal wudhu’ apabila kulit lelaki dan kulit wanita ajnabiyyah bersentuhan secara tidak sengaja tanpa syahwat. Mengikut perbincangan dalam feqah perbandingan, pandangan mazhab Maliki dan Hanbali ditarjih sebagai pandangan yang paling kuat dalam masalah ini.

3) Apabila keadaan memerlukan. Sebagai contoh seorang yang bermazhab A menghadapi masalahdalam melakukan ibadatnya. Masalah tersebut perlu diselesaikan segera. Pada waktu tersebut tiadaulama dari mazhabnya untuk dikemukakan pertanyaan bagi menyelesaikan masalah yang dihadapinya.Sedangkan pada waktu tersebut ada seorang ulama dari mazhab lain. Dalam keadaan begini dia boleh bertanya kepada ulama tersebut bagi menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Di sini saya ingin mengakhiri jawaban saya dengan merakamkan kisah saya dengan guru saya mengenaipersoalan di atas. Guru saya bernama Syeikh Al-Husaini, bermazhab Shafi’e dan merupakan seorang yangamat dihormati lagi alim di Kuliah Syariah Universiti Al-Azhar Kaherah. Beliau digelar sebagai ‘Mughni as-Shogir’atau “Mughni the Junior” merujuk kepada penguasaannya kepada kitab “Mughni” yang masyhur dalammazhab Shafi’e. Satu masa selepas habis pengajian saya bertanya kepada beliau seperti berikut:

Saya: “Ya Syeikh! Saya belajar mazhab Shafi’e dengan tuan dan tuan telah menceritakan pandangan-pandanganyang sahih dan sebagainya dalam mazhab Shafi’e. Kemudian saya pergi belajar subjek feqah perbandingan yangmembahaskan sesuatu masalah dari pelbagai mazhab. Diakhir perbincangan, para ulama akan mentarjih (memilihpandangan yang paling kuat) berdasar hujah-hujah yang dikemukakan oleh setiap mazhab. Kadangkala pandanganyang ditarjih adalah pandangan mazhab lain. Boleh tak orang seperti saya yang bermazhab Shafi’emengikut pandangan mazhab lain yang ditarjih sebagai pandangan yang paling kuat?”

Syeikh Al-Husaini: “Boleh”. (jawabnya ringkas)

Sekian semoga huraian di atas dapat membantu persoalan yang ditanya.

Rujukan:1) Usul Feqah, Prof. Abd Karim Zaidan.2) Usul Feqah, Prof. Muhamad Abu an-Nur Zuhair.3) Al-Ghiathi, Imam al-Haramain Abdul Malik al-Juwaini.4) Majmu’ al-Fatawa, Ibnu Taimiyyah.
Disediakan oleh:Ustaz Ahmad Zainal AbidinSetiausaha Majlis Ulama Isma

dipetik daripada laman web: http://muis.ismaweb.net/2010/03/feqah-semasa/

4 Mazhab

Posted by nur iman 0 comments

Assalamualaikum,
lama tak memasukkan sebarang artikel yang dibaca... sebagai permulaan saya mengambil tajuk daripada mazhab2 yang ada. Biasanya di Malaysia mengikut mazhab imam Shafei. Mazhab adalah sebagai panduan seorg umat islam utk melaksanakan ibadahnya... Mazhab apa sekalipun kita...ingatlah bahawa kita tetap seorang yang beragama islam...tetaplah serumpun dan bersaudara sesama islam...
salam ukhwah...

Madzhab dalam islam adalah salah satu pedoman dan panutan kita dalam beribadah. Karena dalam beribadah harus ada panutan yang jelas. Panutan yang benar tentunya adalah Rosulallah SAW. Namun kita tidak mungkin langsung berhujjah pada Rosul karena jarak yang ssekian lama. maka di perlukan satu pedoman yang ahli dalam hadist, quran dan beberapa hal yang lain. Dari sinilah di perlukan madzhab.

Dalam islam ada banyak sekali madzhab yang ada. Namun dari sekian banyak madzhab ada 4 madzhab yang termashur :

1. Madzhab Hanafiah

Nama aslinya adalah Nu'man bin Tsabit bin zuthi. Beliau lahir pada tahun 80.H di kufah. Abu hanifah adalah seorang pedagang sukses. Beliau berdagang sambil berdialog dan diskusi masalah islam dengan teman-teman nya. Dari sinilah fatwa-fatwanya di anut oleh orang banyak dan merupakan madzhab termasyhur di kawasa timur tengah. Kemudian beliau wafat pada usia 70 tahun di kufah dan di makmkan pula di kufah

2. Madzhab Malikiyah

Nama aslinya adalah Abdilah malik bin anas bin malik bin abi amir bin muharist. Beliau lahir di madinah al munawarah pada tahun 93.H. beliau berada dalam kandungan ibunya selama 3 th. Beliau belajar tentang agama dari kakeknya yang merupakan murid dari para sahabat rosul SAW. Beliau wafat pada tahun 173.H dan di makamkan di madinah. Adapun madzhab ini berkenbang di afrika.

3. Madzhab Syafiah / Syafi'i

Nama aslinya adalah abu abdilaah muhamad bin idris assyafi'i. Beliau lahir di giza (palestina) pada taun 150 H. Kemudian beliau belajar di makkah almukaromah dan madinah al munawarah sejak usia 2 th. Beliau merupakan ahli bahasa arab dan karena keahlian inilah beliau menguasai alquran dan hadist. Beliau banyak belajar tentang fikih kepada imam malik kemudian beliau pergi ke irak untuk ziarah saudarnya yang di makamkan di irak. Di sinilah beliau mulai mengeluarkan fatwa-fatwanya yang kemudian di sebut kalam qodim.

Kemudian belliau hijrah ke mesir dan kemudian ada perbedaan fatwa antara di mesir dan di irak. Kemudian yang di mesir di sebut kalam jadid dan inilah yang sampai saat ini banyak di pakai oleh umat islam di indonesia. Belaiu wadat pada tahun 204 Hijriah di mesir dan di makamkan di mesir. Madzhab ini berkembang di kawasan asia.

4. Madzhab Hanbali / Hambali

Nama aslinya hilal bin asad in idris. Lahir di baghdad pada tahun 164.H. Beliau sebagaimana imam yang lain belajar agama di berbagai penjuru makkah, madinah, kufah, dll. Beliau merupakan salah satu sahabat imam syafi'i. Oleh karena itu apabila kita membaca fatwa-fatwa beliau, di sana banyak kesaamaan dengan fatwa imam syafi'i. Kemudian beliau wafat pada tahun 241 H da di makamkan di baghdad.

dipetik daripada laman web:http://organisasi.org/4_empat_madzhab_mahzab_termashur_dalam_agama_islam

mY BurF_dAtE